Petugas medis memberikan perawatan yang tepat dan mengambil tindakan untuk mencegah infeksi lebih lanjut.
Dokter akan menilai risiko rabies berdasarkan informasi yang mereka terima dan memberikan vaksinasi anti-rabies jika perlu.
Vaksinasi ini sangat penting untuk mencegah virus rabies menyebar ke dalam tubuh. Selain vaksinasi, dokter juga dapat memberikan imunoglobulin pada beberapa kasus.
Adapun, imunoglobulin ini adalah serum yang mengandung antibodi yang membantu melawan virus rabies yang mungkin masuk ke tubuh.
Jika hewan peliharaan telah menggigit dan masih hidup, segera hubungi dokter hewan.
Hewan tersebut harus melakukan karantina dalam jangka waktu tertentu dan dipantau untuk memastikan tidak terinfeksi rabies.
Setelah gigitan, penting untuk memeriksa kemungkinan gejala seperti demam, nyeri otot, kesulitan menelan, kecemasan, atau perubahan perilaku. Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera hubungi dokter terdekat.
Masa inkubasi rabies, atau waktu antara masuknya virus ke dalam tubuh hingga menimbulkan gejala, bervariasi. Pada hewan, masa inkubasi penyakit ini adalah sekitar 3-8 minggu.
Sementara itu, rabies pada manusia, masa inkubasi umumnya 2-8 minggu. Namun, terkadang bisa 10 hari sampai 2 tahun.
Setelah virus masuk ke dalam tubuh manusia, selama sekitar 2 minggu virus akan tetap tinggal di tempat masuk dan atau di dekat tempat gigitan.
Kemudian, virus akan bergerak ke ujung-ujung serabut saraf posterior, tanpa menunjukkan perubahan fungsinya. Selama proses perjalanan virus ke otak, virus akan membelah diri atau bereplikasi.
Jika virus sudah mencapai otak, mereka akan menyebar luas ke semua bagian neuron. Selain itu, virus juga akan masuk ke sel-sel limbik, hipotalamus, dan batang otak.
Setelah bereplikasi pada neuron-neuron sentral, virus rabies akan bergerak keseluruh organ dan jaringan tubuh. Hingga akhirnya menyerang organ-organ dan jaringan tubuh yang penting.
Saat penderita rabies kondisinya semakin parah, umumnya gejala lain yang dapat muncul adalah penderita menjadi kebingungan dan berperilaku agresif.
Dalam banyak kasus, penderita melihat serta mendengar sesuatu yang tidak nyata atau halusinasi, mulut memproduksi banyak air liur, kejang otot, kesulitan menelan dan bernapas serta terkadang juga disertai kelumpuhan.