Gus Fuad Luncurkan "Suluk Walisanga"

Photo Author
- Jumat, 11 Juni 2021 | 14:00 WIB
Gus Fuad. (IST)
Gus Fuad. (IST)

LAGU karya Gus Fuad kali ini, Suluk Walisanga, bisa menjadi kurikulum yang efektif untuk belajar memahami makna-makna spiritual yang begitu dalam, semacam tasawuf melalui bunyi-kata yang aktual direnungi selama-lamanya.

Meskipun judul lagu ini terikat dimensi ke-Islam-an, namun makna lagu (liriknya), relevan untuk siapa saja, terutama kita yang tengah belajar membuktikan cinta kasih kepada seluruh ciptaan Tuhan (welas tresna marang sapada-pada), belajar menjaga hati, menjauhkan yang buruk (nyingkiri hangkara njaga sucine hatma) dengan semata mengikuti kehendak Allah hingga (mampu) bersatu dengan-Nya (Hingsun tansah hanyartani; hingsun-sira hanyawiji).

Kata “rasa”, yang disebut tiga kali di dalam lagu ini, menjadi bekal utama untuk mengamalkan seluruh pelajaran itu. Pada bait pertama baris kedua:

“Sejatine rasa tan kena kinira-nira”

(Sejatinya rasa tidak pernah bisa diduga-duga)

Pada bait kedua baris pertama:

“Hing dina Alastu rasa sukma prasetya”

(Di Hari Alastu, rasa sukma berjanji)

Pada bait kedua baris ketiga:

“Rasa kang Maha Hakarya”

(Rasa yang Maha Karya, Kebenaran Illahi)

Mengapa kata “rasa” sedemikian penting untuk selalu dimunculkan? Besar kemungkinan,itulah yang terdalam. Rasa melampaui batas logika, rasa adalah sebuah ruang-aksi multi-indera, multi-parameter. Rasa terikat situasi yang tak terduga; rasa terikat dengan keteguhan atas janji, dan rasa juga terikat dengan kebenaran yang datang dari Allah.

Di dalam pengalaman hidup sehari-hari, rasa selalu menguji toleransi—seberapa jauh rasa di dalam diri kita berperan secara naluriah dan jujur tanpa beban-beban konseptual dan hukum-hukum di dalam agama. Misalnya kita mau menolong adalah bukan karena kita memiliki motif tertentu, namun karena hati kita (rasa kita), memang tergerak.

Selanjutnya: Apakah kita juga mampu menangkap apa yang Allah rasakan? Tentu saja dalam konteks tersebut, rasa adalah kebenaran. Itu pertanyaan besar yang bisa dijawab dengan banyak ilmu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X