Gus Fuad Luncurkan "Suluk Walisanga"

Photo Author
- Jumat, 11 Juni 2021 | 14:00 WIB
Gus Fuad. (IST)
Gus Fuad. (IST)

Lagu ini menarik dalam setiap baris liriknya, dan itu pun sudah dimulai sejak baris pertama. Baris pertama lagu ini sudah menegaskan satu makna simbolik yang begitu luas interpretasinya, di mana kita ditantang untuk mempertanyakan peran kita bagi terciptanya harmonisasi kehidupan demi mewujudkan keindahan dunia (memayu hayuning bawana).

Apakah kita sebagai manusia—terlebih manusia yang merasa beriman—sudah mempertanyakan dan membuktikan peran kita demi mendukung terciptanya harmonisasi yang berpotensi memunculkan keindahan?

Para sufi besar, pujangga termasyur, antara lain Al-Ghazali, Jalaluddin Rumi, Hazrat Inayat Khan, Rabrindanath Tagore, telah berulang kali membicarakan hubungan antara musik dan harmonisasi kehidupan. Mereka menempatkan musik dalam bejana yang sangat khusus: spiritual, sufisme. Tentu saja karya-karya pemikiran mereka sangat nyambung dengan makna lagu Suluk Walisanga ini.

Misalnya ada istilah menarik dari Hazrat Inayat Khan, yaitu “mistisisme bunyi”, bahwa bunyi  mampu menghantarkan manusia kepada hal-hal yang sulit dimengerti akal, namun bisa berdampak langsung kepada psikologis (kembali kepada “rasa” tadi). Mendengar lagu atau musik, dengan demikian, adalah sebuah hayatan. Hayatan akan berkaitan dengan fungsi nyata

lagu bagi hidup manusia (personal). Fungsi personal tersebut akan berkaitan pula dengan fungsi sosial (amalan) yang kemudian menyertainya. Kita punya hak di dalam hidup, belajar kepada yang ghaib, maupun kepada yang verbal (dzahir-bathin, kasat-tak kasat).

Dari lagu Suluk Walisanga ini, kita seperti ditarik-tarik untuk mendengar musik bukan hanya sebagai hiburan yang menenangkan batin, namun juga mengasah logika untuk sungguh-sungguh memaknai dan mengamalkannya dalam laku kehidupan. Olahan musik di dalam lagu ini juga terasa sederhana namun teduh, didukung adanya paduan suara pada bagian interlude yang menambah khusyu’ suasana.

Begitulah asyiknya “bermain-main dengan musik” untuk memunculkan makna-makna lain yang tersembunyi namun bisa dibongkar (kontekstualisasinya). Tak hanya manusia yang “menempuh” perjalanan panjang agar mendapatkan ridho Allah, musik pun juga menempuh  perjalanan panjang di tengah alam pikiran manusia, maka muncul persepsi, hingga hukum-hukum dan teori-teori.

Begitu banyak filsuf sejak masa Yunani Kuno hingga Modern, turut membicarakan musik dalam berbagai konteks. Plato mengaitkan musik dengan moralitas; Phytagoras menguji lebih serius hubungan musik dengan matematika (maka lahirlah hukum tala); Aristoteles juga telah berbicara tentang musik dan makna keindahan yang hidup di alam batin manusia (psikologi, estetika); Thomas Aquinas menganggap bahwa penciptaan seni (tak terkecuali musik) berhubungan dengan teologi, para kreator bisa berkarya dengan mengambil tema-tema pokok yang berkaitan

dengan religiositas untuk semakin memahami dimensi Ketuhanan. Theodor W. Adorno di zaman modern awal abad ke-20, mengaitkan musik dengan kesetaraan peran dan tanggung jawab di lingkup sosial, dan seterusnya.

Melalui Gus Fuad, yang secara konsisten dan jujur terus berkarya mengekspresikan laku-janji pada Allah melalui lagu, kita bisa ikut belajar terus-menerus. Saya pribadi bersyukur, selalu diingatkan untuk hal-hal baik yang menentramkan jiwa jiwa melalui karya-karya beliau. (Erie Setiawan)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X