Kelola Sampah selama Pandemi Covid-19

Photo Author
- Selasa, 28 April 2020 | 02:11 WIB
Aktivitas-bongkar-sampah-di-TPST-Piyungan-Krjogja.comSukro-Riyadi
Aktivitas-bongkar-sampah-di-TPST-Piyungan-Krjogja.comSukro-Riyadi

Dr Mochamad Syamsiro

Direktur Center for Waste Management & Bioenergy dan Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Janabadra, Yogyakarta

WABAH covid-19 telah memaksa masyarakat untuk melakukan aktivitas di rumah, baik itu bekerja dari rumah maupun belajar di rumah. Sudah sebulan lebih masyarakat dianjurkan untuk tetap di rumah. Yang kemudian cukup menarik dari adanya wabah ini adalah terkait persoalan dan penanganan sampah.

Telah terjadi pergeseran distribusi timbulan sampah akibat wabah ini. Terjadinya penurunan yang sangat drastis sampah yang dihasilkan gedung-gedung perkantoran, pabrik, sekolah, pusat perbelanjaan dan pasar. Akan tetapi hal yang sebaliknya terjadi dimana timbulan sampah rumah tangga meningkat drastis. Apalagi, pola kebiasaan masyarakat juga berubah.

Di sisi lain, banyaknya mahasiswa memilih pulang kampung karena semua kampus menerapkan pembelajaran daring dan juga hampir tidak adanya wisatawan yang datang ke kota, membawa dampak positif pada timbulan sampah yang berkurang drastis. Hal ini tentunya mengurangi timbulan sampah secara keseluruhan di wilayah Yogya dan sekitarnya. Artinya beban tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan  sedikit terkurangi.

Dua Hal

Berkurangnya timbulan sampah lantas tidak bisa kemudian membuat kita berdiam diri selama masa pandemi. Bekerja dapat dilakukan dari rumah, belajar dapat dilaksanakan di rumah secara daring, tetapi sampah tetap harus diangkut ke TPA setiap hari.

Ada dua hal yang menjadi perhatian dan persoalan kita bersama selama masa pandemi ini. Yang pertama adalah keselamatan orang-orang yang terlibat dalam penanganan sampah, baik itu petugas pengangkut sampah maupun pemulung yang selalu hadir memungut sampah. Mereka perlu mendapat perhatian khusus terkait potensi tertular wabah covid-19.

Pengambilan sampah dari rumah ke rumah sangat berpontensi untuk terpapar virus atau penyakit apapun. Oleh karena itu, perlu ada perhatian dari pemerintah dalam bentuk alat pelindung diri yang memadai bagi orang-orang tersebut. Agar mereka terhindar dari paparan virus.

Kedua, tata kelola sampah kita selama ini masih belum baik. Inilah momentum yang tepat bagi pemerintah untuk memperbaiki tata kelola sampah kita seiring dengan anjuran kepada masyarakat untuk menjalani pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Penanganan sampah harus dilakukan secara baik. Sehingga petugas sampah tidak harus berjibaku dengan sampah dan jauh dari kata PHBS. Pengangkutan sampah ke TPA juga sebaiknya menggunakan truk khusus sampah yang tertutup.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: agung

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X