Direktur Center for Waste Management & Bioenergy dan Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Janabadra, Yogyakarta
WABAH covid-19 telah memaksa masyarakat untuk melakukan aktivitas di rumah, baik itu bekerja dari rumah maupun belajar di rumah. Sudah sebulan lebih masyarakat dianjurkan untuk tetap di rumah. Yang kemudian cukup menarik dari adanya wabah ini adalah terkait persoalan dan penanganan sampah.
Telah terjadi pergeseran distribusi timbulan sampah akibat wabah ini. Terjadinya penurunan yang sangat drastis sampah yang dihasilkan gedung-gedung perkantoran, pabrik, sekolah, pusat perbelanjaan dan pasar. Akan tetapi hal yang sebaliknya terjadi dimana timbulan sampah rumah tangga meningkat drastis. Apalagi, pola kebiasaan masyarakat juga berubah.
Di sisi lain, banyaknya mahasiswa memilih pulang kampung karena semua kampus menerapkan pembelajaran daring dan juga hampir tidak adanya wisatawan yang datang ke kota, membawa dampak positif pada timbulan sampah yang berkurang drastis. Hal ini tentunya mengurangi timbulan sampah secara keseluruhan di wilayah Yogya dan sekitarnya. Artinya beban tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan sedikit terkurangi.
Dua Hal
Berkurangnya timbulan sampah lantas tidak bisa kemudian membuat kita berdiam diri selama masa pandemi. Bekerja dapat dilakukan dari rumah, belajar dapat dilaksanakan di rumah secara daring, tetapi sampah tetap harus diangkut ke TPA setiap hari.
Ada dua hal yang menjadi perhatian dan persoalan kita bersama selama masa pandemi ini. Yang pertama adalah keselamatan orang-orang yang terlibat dalam penanganan sampah, baik itu petugas pengangkut sampah maupun pemulung yang selalu hadir memungut sampah. Mereka perlu mendapat perhatian khusus terkait potensi tertular wabah covid-19.
Pengambilan sampah dari rumah ke rumah sangat berpontensi untuk terpapar virus atau penyakit apapun. Oleh karena itu, perlu ada perhatian dari pemerintah dalam bentuk alat pelindung diri yang memadai bagi orang-orang tersebut. Agar mereka terhindar dari paparan virus.
Kedua, tata kelola sampah kita selama ini masih belum baik. Inilah momentum yang tepat bagi pemerintah untuk memperbaiki tata kelola sampah kita seiring dengan anjuran kepada masyarakat untuk menjalani pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Penanganan sampah harus dilakukan secara baik. Sehingga petugas sampah tidak harus berjibaku dengan sampah dan jauh dari kata PHBS. Pengangkutan sampah ke TPA juga sebaiknya menggunakan truk khusus sampah yang tertutup.