Demikianlah, paparan ini memperlihatkan Kota Yogya begitu ramah dengan kaum pendatang dari masa ke masa. Dengan tangan terbuka dan kebudayaan Jawa yang lentur, mereka yang bebara dipersilakan mengais rezeki, mencari papan panguripan di kutharaja. Toleransi dan kebhinekaan agaknya dapat dilihat dari realitas historis ini.
(Heri Priyatmoko MA. Dosen Sejarah Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Selasa 26 Juni 2018)