Lintas-iman Sesungguhnya, upaya untuk membangun dan mempererat persaudaraan yang bersifat lintas-iman, tidak hanya ditemukan dalam Syawalan Trah. Dalam Syawalan yang diselenggarakan kantor, instansi, perusahaan, maupun berbagai jenis organisasi dan komunitas, proses mempererat persaudaraan lintas-iman juga terjadi. Tetapi di antara keduanya (baca: Syawalan Trah dan Syawalan Bukan Trah), terdapat sedikit perbedaan.
Dalam Syawalan Bukan Trah, proses mempererat persaudaraan lintas-iman, lebih bersifat formal, bahkan terkadang hanya basa-basi. Sedangkan komunikasi lintas-iman dalam Syawalan Trah lebih bersifat informal dan tulus, karena didasari nilai-nilai budaya yang sama.
Atas dasar fakta-fakta sosial budaya yang ditemukan dalam kegiatan Syawalan Trah, seyogianya para pemangku kepentingan di dalam masyarakat, khususnya lembaga-lembaga pemerintah yang bergerak di bidang pembangunan sosial budaya, terus mempopulerkan pentingnya pembentukan, pelestarian dan pengembangan trah. Bahkan tidak ada jeleknya, tradisi pembentukan dan pengembangan trah juga ‘diekspor’ atau ditularkan ke kelompok etnis lain.
(Sarworo Soeprapto. Peminat masalah sosial dan kebudayaan. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Sabtu 23 Juni 2018)