Risiko dan Perlindungan bagi Polisi

Photo Author
- Sabtu, 12 Mei 2018 | 10:54 WIB

DRAMA penyanderaan petugas kepolisian dan aksi rusuh yang terjadi di Rumah Tahanan (Rutan) Mako Brimob Depok, usai sudah. Dari total 156 narapidana teroris yang memberontak dan menguasai Rutan, semua sudah menyerah. Sebanyak 145 napi dipindahkan ke Nusakambangan, sementara 1 orang napi dilaporkan tewas, dan 10 napi tengah diperiksa lebih intensif karena tidak mau menyerah hingga akhirnya diserbu petugas.

Masyarakat bersyukur, karena aksi penyanderaan dan kerusuhan yang terjadi di Rutan Mako Brimob dapat ditangani setelah sekitar 40 jam lebih dihantui ketegangan dan rasa waswas. Tetapi, yang menyesakkan dada adalah di balik drama pemberontakan napi yang berhasil ditangani, ternyata 5 polisi dilaporkan gugur dalam menjalankan tugas tersebut.

Meski kasus petugas tewas tatkala menjalankan tugas bukan hal baru. Bagaimana pun kisah tentang aparat petugas yang meninggal ketika melawan kejahatan selalu mengundang duka yang mendalam sekaligus rasa simpati. Seperti dilaporkan, 5 anggota kepolisian yang disandera napi di Mako Brimob gugur dengan luka tusukan di sekujur tubuh. Senjata mereka dirampas dan mereka sempat disiksa.

* * *

Sebagai pihak yang bertugas menangani tindak kejahatan dan gangguan terhadap keamanan masyarakat serta negara, salah satu risiko yang dihadapi polisi memang keamanan dan keselamatan dirinya. Berbeda dengan profesi lain seperti pekerja kantoran atau PNS yang lingkungan kerjanya biasa-biasa saja, polisi dalam menjalankan tugasnya sehari-hari selalu menghadapi bahaya.

Polisi bukan hanya berhadapan dengan preman, begal raja tega, perampok dan pelaku tindak kejahatan lain, tetapi dalam kasus-kasus khusus mereka kerapkali berhadapan dengan ulah terorisme yang terbiasa menghalalkan kekerasan untuk mewujudkan tujuannya.

Di lingkungan penjara sekalipun, di mana penjahat atau teroris yang berhasil ditangkap seharusnya menjalani hukuman dan mendisiplinkan diri dengan sanksi yang dijatuhkan, tidak jarang polisi juga masih harus menghadapi risiko perlawanan dari para napi. Peristiwa yang terjadi di Rutan Mako Brimob adalah salah satu contoh betapa riskan situasi yang harus dihadapi polisi ketika mereka menjalankan tugas.

Sebagai manusia yang memiliki keluarga, anak, istri, suami dan orangtua, polisi tentu berhak menjalani kehidupannya tanpa harus terbunuh di tengah jalan. Tetapi, malang tak bisa ditolak dan karena panggilan tugas tidak mungkin dihindari, bukan tidak mungkin polisi harus menyabung nyawa tatkala mereka menjalankan tugasnya. Risiko seperti terkena lemparan batu, terluka karena sabetan penjahat yang melawan, bahkan terbunuh dalam tugas adalah sederetan yang menjadi makanan seharihari aparat kepolisian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X