Tindakan politik Mahathir terhadap Anwar Ibrahim misalnya menjadi catatan hitam yang sulit dilupakan rakyat Malaysia, terkait dengan sikap politik Mahathir terhadap lawan politiknya. Demikian pula ketika Mahathir tidak lagi memimpin UMNO, justru ia selalu melakukan kritik pedas pada penguasa UMNO.
Pasca kepemimpinan Mahathir Mohammad, dengan tampilnya Abdullah Ahmad Badawi dan dilanjutkan Najib Razak, memunculkan suasana politik yang kurang stabil. Pengaruh UMNO sebagai partai penguasa di Malaysia secara perlahan semakin redup seiring dengan berbagai kasus korupsi yang melanda elite partai. Kejayaan UMNO semasa kepemimpinan Mahathir Mohammad seolah tidak bisa dipertahankan tokoh-tokoh UMNO berikutnya.
Popularitas Abdullah Ahmad Badawi dan Najib Razak tidak mampu menandingi Mahathir Mohammad. Kini gejolak politik yang melanda Malaysia bagaikan prahara yang sulit dipadamkan. Kasus mega korupsi yang melanda Najib Razak barangkali menjadi babak akhir kejayaan UMNO dalam panggung politik Malaysia yang sudah berkuasa puluhan tahun. Atau haruskah Mahathir yang harus tampil kembali menjadi Perdana Menteri di usianya yang sudah tergolong senja untuk menyelamatkan Malaysia dari praktik korupsi dan pinjaman utang luar negeri yang cukup mengkhawatirkan.
(Dr Hamdan Daulay MA. Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan menulis disertasi tentang Gerakan Politik Islam di Malaysia. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Rabu 9 Mei 2018)