Capaian Sektor Pariwisata

Photo Author
- Jumat, 5 Januari 2018 | 15:19 WIB

DALAM berbagai kesempatan, Menteri Pariwisata, Arief Yahya, sangat bangga dengan capaian sektor pariwisata kita. Dikatakan, bahwa kontribusinya untuk meraih devisa kian diperhitungkan. Tahun 2015 sektor ini masih berada di urutan keempat sebagai penyumbang devisa dengan total US $ 12,33 miliar. Tahun lalu (2016) posisinya naik ke peringkat kedua teratas di bawah minyak kelapa sawit dengan devisa sebesar US $13,56 miliar. Jika tidak ada aral, kinerja 2018 tentu lebih baik lagi.

Masih menurut menteri, Indonesia diapresiasi tinggi UNWTO karena selama 2015- 2017 berhasil meraih kenaikan pariwisata hingga 25,7%. Artinya, dalam dua tahun terakhir (akan) terjadi kenaikan jumlah wisman sekitar 5 juta orang. Pertambahan relatif ini lebih dari tiga kali lipat dari capaian kawasan Asia Tenggara (7%), bahkan lebih dari 4 kali lipat dari capaian dunia yang hanya 6%.

Keseriusan

Lompatan tinggi terjadi pada indeks daya saing pada tahun yang sama, yakni dari peringkat ke-50 ke peringkat 42. Jelas hal ini tercapai berkat keseriusan pemerintah mengelola sumber daya pariwisata. Peningkatan anggaran dari tahun ke tahun, perbaikan infrastruktur bandara, pemberlakuan VoA bagi wisatawan dari 169 negara, dan gencarnya promosi di luar negeri patut dicatat sebagai faktor yang menentukan.

Dan kata TripAdvisor juga perlu kita simak. Penyedia jasa ini adalah situs online untuk perjalanan dengan jumlah pelanggan sekitar 315 juta orang dan jumlah penilai berbagai atraksi dan amenitas pariwisata global lebih dari 500 juta orang. Perusahaan perjalanan yang bermarkas di Amerika Serikat itu merilis penilaian pengunjungnya atas berbagai jasa pariwisata. Maskapai Garuda Indonesia dinobatkan sebagai peringkat 10 terbaik dunia. Memang belum menggeser posisi Emirates, SIA atau JAL, tetapi jelas di atas airlines yang bagus seperti, Quantas, Turkish Air, KLM.

TripAdvisor juga merilis pilihan pelanggannya pada Bali sebagai destinasi terbaik sedunia (2017), mengalahkan destinasi mapan semacam London (peringkat 2), Paris (3), Roma (4), dan New York (5). Di situs itu sengaja disisipkan sanjungan yang aduhai: ”Bali is a giving postcard, an Indonesian paradise that feels like a fantasy.”

Masih di Bali, tiga villa di Seminyak masuk sepuluh besar terbaik golongan rentals highend alias villa sewaan berdurasi panjang. Indonesialah satu-satunya negara yang memiliki tiga villa sekaligus yang berada di peringkat atas itu. Satu lagi, Hotel Mandapa di Ubud dinobatkan sebagai hotel nomor 2 terbaik di dunia, jauh di atas Hotel JAManafaru Maladewa, yang digemari para pebulan madu itu. Hotel dengan tarif kamar Rp 10 juta per malam itu disebut-sebut ”menakjubkan, karena apapun yang pernah kita harapkan sudah tersedia, bahkan sebelum kita memikirkannya.”

Tantangan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X