Lantas bagaimana strategi yang jitu dan efektif untuk menginternasionalkan BJ? Dan BJ ragam apa yang layak dan perlu diinternasionalkan? Ihwal ragam bahasa yang perlu diinternasionalkan, peserta Temu Karya Sastra 2017 sudah agak sepakat, BJ yang layak diinternasionalkan adalah BJ krama (halus). BJ krama (sering ditulis: kromo) bisa mewakili BJ dari dialek mana saja.
Sedangkan menyangkut strateginya, belum dibicarakan secara serius dalam forum-forum yang pernah diselenggarakan ñ termasuk Kongres BJ --, apalagi yang langsung disertai implementasi riil di lapangan. Ide yang bisa dilakukan pada tahap awal adalah melalui dunia penerbitan, baik penerbitan media massa (online dan cetak) maupun buku. Saatnya tulisan dalam media massa dan buku berbahasa Jawa menggunakan BJ krama dan disertai terjemahannya dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lain. Artinya, tulisan yang disajikan menggunakan dwibahasa.
Khusus tulisan di media massa berbahasa Jawa, seperti Sempulur, Jaya Baya, Panyebar Semangat, Djaka Lodhang, Mekar sari atau lainnya, tidak harus semua tulisan ditampilkan edisi bahasa Inggrisnya. Dipilih yang pentingpenting saja. Tetapi di buku-buku berbahasa Jawa yang merupakan bacaan untuk umum dan menjadi pegangan studi di perguruan tinggi, akan sangat bagus kalau disertakan terjemahannya dalam bahasa Inggris.
Langkah selanjutnya adalah menjawakan sekaligus menginggriskan bahasa yang ada di website, blog, facebook dan sejenisnya, yang banyak memuat informasi tentang budaya Jawa. Seperti website milik Kraton di Yogyakarta dan Solo, milik jurusan bahasa dan sastra Jawa di berbagai universitas, serta milik paguyuban-paguyuban bahasa, sastra dan budaya Jawa.
(Sarworo Soeprapto. Peminat masalah sosial dan kebudayaan. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Jumat 10 November 2017)