BEKRAF Creatifive Labs (BCL) subsektor kriya adalah prototype event sebagai guiding dalam model pengembangan kriya yang dikembangkan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Konsentrasi kegiatan BCL dalam strategi pengembangannya meliputi creative preneurship bidang kriya. Strategi pengembangan kriya meliputi aspek kreasi, produksi, distribusi, perlindungan, serta entrepreneurships.
Perspektif pengembangan dari aspek tersebut dapat diterapkan pada ekonomi kreatif Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) subsektor kriya. Salah satu cara pengembangan komprehensif dalam menambah akselerasi kinerja seni kriya Indonesia. Karena aktivitas kriyawan masih sporadik, maka sinkronisasi antarpemangku kepentingan dibutuhkan untuk menggali persoalan yang muncul di bidang ini.
Kriya memiliki keluwesan yang mampu memberikan hasil seni berciri khas Indonesia. Seni kriya banyak menggali potensi seni-budaya dan alam Indonesia. Inspirasi penciptaan seni kriya berupa artefak budaya, motif, bangunan tradisi, pola hidup berkesenian, konsep filosofi masyarakat tradisi tertentu, dan alam Indonesia yang memberikan keluasan eksplorasi potensi bahan baku.
Aspek Kreasi
Hasil kriya memiliki konsistensi melalui penciptaan kriya baru dan berkualitas. Keberlanjutan kegiatan usaha dalam bidang kriya ditentukan seberapa jauh kerja otak secara kreatif mencari sumber inspirasi untuk menentukan ide sebagai awal rencana kerja. Kreativitas itu memiliki kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir. Serta kemampuan mengelaborasi suatu gagasan yang lebih menekankan pada aspek proses perubahan atau inovasi dan variasi.
Kriyawan dalam berkreasi memiliki kemampuan penuh talenta dan penghargaan karena kegilaan kreativitasnya. Proses kreativitas dari seseorang kemudian menjadi suatu pembeda dari kebanyakan orang yang mengamininya sebagai hal baru. Upaya mencari alternatif baru dilakukan secara konsisten baik dalam hal konsep maupun implementasi. Konsep dalam karya kriya merupakan sebuah angan-angan dengan sumber inspirasi tertentu.
Di dunia kriya dan kerajinan dalam proses produksinya mengadopsi teori produktivitas dengan menata ulang sistem alur proses produksi dari awal sampai akhir, sehingga proses kerja menghasilkan kualitas yang baik. Perencanaan yang matang menyadarkan betapa pentingnya proses perwujudan dengan memperhatikan konsep produksi yang baik.
Produktivitas sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). Produktivitas berarti mengefektifkan alur, posisi bahan, alat, proses perwujudan, finishing dan packing.