Strategi Pengembangan Kriya dalam BCL

Photo Author
- Sabtu, 26 Agustus 2017 | 16:12 WIB

Banyak kriyawan mampu mencipta namun tidak dapat menjual karyanya, maka diperlukan aspek distribusi dalam hal ini adalah kemampuan kriyawan dalam melakukan kegiatan mendistribusikan hasil produksi barang atau artwork sehingga dekat dengan penikmat/konsumen. Kemampuan itu juga memerlukan kreativitas tersendiri, sebab karya kriya tidak seperti makanan, alat-alat mesin, atau barang lain yang dapat diproduksi secara massal dalam rentang waktu yang lama. Terkadang mengutamakan eksklusivisme limited edition, namun juga produk massal pada waktu tertentu dapat sangat bernilai tren.

Aspek perlindungan yang dimaksud adalah upaya untuk memberikan kelangsungan usaha kreatif agar tetap terjaga dari upaya-upaya orang lain untuk mengganggu kreativitas yang telah menjadi trade mark usaha. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) bukan hanya tentang persoalan asasi manusia, melainkan kekayaan intelektual. Perlindungan menjadi penting manakala sebuah produk atau cara tertentu menjadi tren dan berdampak ekonomis. Entrepreneurship Aktivitas entrepreneur bidang kriya adalah kreativitas tiada batas. Sebab kreativitas dalam aspek itu mutlak diperlukan, entrepreneur menyangkut berbagai hal yang terkait dengan ‘jiwa atau ruh’ sebuah aktivitas usaha. Ruh adalah sebuah kekuatan seperti ketika kita menyalakan alat elektronik jika tanpa listrik maka alat itu tak akan hidup. Ukuran kecerdasan mental dalam entrepreneurship sangat tergantung pada bagaimana latar belakang seseorang yang terbentuk dari materi genetik, pengaruh lingkungan, dan kondisi geografis yang melingkupinya.

BCL sebagai wadah pengembangan potensi kreatif subsekctor kriya dikaitkan dengan strategi pengembangannya mendorong UMKM mengembangkan dan meningkatkan kerja kreatif bidang kriya. Terjadi interaksi dan komunikasi terbangun dari kegiatan BCL di antara pemangku kepentingan yang kemudian dievaluasi untuk perbaikan di masa mendatang.

(Timbul Raharjo. Dosen Pengajar pada Jurusan Kriya Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Sabtu 26 Agustus 2017)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X