’BERSINERGI Mendulang Prestasi’ merupakan tema yang diusung pada Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIY XIV tahun 2017 yang berlangsung di Bantul, 29 Juli hingga 5 Agustus 2017. Melihat tema yang diusung pada Porda tahun ini maka kita dapat memaknai tema tersebut secara kata perkata atau memaknai dalam arti keseluruhan kalimat. Jika kita mau mengritisi maka bisa memaknainya secara oposisi biner dari event yang dilakukan maupun tema yang diusung.
Sudut pandang event jelas memperlihatkan bahwa Porda merupakan ajang dua tahunan yang bertujuan secara umum meraih prestasi dalam bidang olahraga melalui kompetisi. Sedangkan secara khusus adalah melahirkan atlet-atlet berpotensi yang dapat mewakili daerah dan negara pada kompetisi di tingkat nasional dan internasional. Dengan makna yang demikian, maka dapat dipahami mengapa kemudian kabupaten dan kota sebagai peserta Porda berlombalomba menjadi juara umum per cabang olahraga (cabor) ataupun juara umum secara keseluruhan.
Makna Dangkal
Juara umum sendiri memiliki makna secara spesifik yaitu suatu kelompok yang memenangkan semua kategori pertandingan yang dikompetisikan. Namun makna tersebut adalah makna yang dangkal. Karena makna juara umum mestinya harus dipahami sebagai mereka yang bertanding secara bersih, tidak menghalalkan segala cara, tidak meremehkan pesaingnya. Juga tidak menyombongkan diri dan rendah hati. Bahkan tidak melakukan perbuatan perbuatan yang jauh dari sportivitas serta tidak mementingkankan ego sendiri.
Makna di atas inilah yang seharusnya diusung pada event setiap Porda. Karena Porda memiliki makna ‘pembinaan’ bukan ajang etalase juara. Porda merupakan wahana untuk mengembangkan prestasi para atlet serta mencari bibit baru atlet potensial. Pada sisi lain untuk menghasilkan juara sejati juga diperlukan wasit atau juri yang mumpuni yang mampu memimpin pertandingan ke arah yang benar dan memutuskan siapa yang berhak menjadi juara.
Masalah regulasi nampaknya juga sering menjadi batu sandungan dalam makna ‘pembinaan’ tadi. Porda tahun ini sempat diwarnai oleh protes beberapa cabor yang terancam batal tanding karena regulasi yang tidak memberi ruang dan peluang untuk bersaing secara kompetitif. Regulasi Porda seharusnya memberikan kesempatan kepada semua cabor untuk mampu unjuk gigi dan menunjukkan kapabilitasnya. Karena semua cabor pasti telah mempersiapkan program latihannya secara serius dalam jangka waktu lama.Tidaklah pantas mereka dihentikan langkahnya hanya karena masalah regulasi yang tidak berpihak secara sportif.
Ke depan sudah saatnya KONI DIY memberlakukan sistem pertandingan yang mengacu kepada olimpiade secara umum atau minimal memberlakukan pertandingan yang mengacu pada standard induk olahraga internasional masing masing cabor. Hal ini merupakan salah satu cara pembinaan agar mereka para atlit memiliki kompetensi tanding sesuai standard internasional. Termasuk di dalamnya sarana dan prasarana yang mendukung karena ujungnya mereka diproyeksikan tampil di event internasional bukan event lokalan.
Harus Bersinergi