Golkar punya peluang untuk menjadi partai sangat kuat, namun paternalisme dan sentralisme ini terbukti selalu menjadi penghambat serius. Partai ini memerlukan pimpinan baru yang memiliki perspektif modern tentang pengelolaan partai politik, yang tak lagi memperlakukan partai sebagai tempat menggelembungkan diri dengan jual-beli kesetiaan.
Golkar harus membuktikan kapasitas kelembagaan untuk membebaskan diri dari ketergantungan terhadap figur. Ini sudah waktunya.
(Abdul Gaffar Karim. Dosen Fisipol UGM. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Rabu 19 Juli 2017)