Agar Pertanian Tetap Berkelanjutan

Photo Author
- Senin, 8 Mei 2017 | 09:29 WIB

Selanjutnya, ‘kelola hubungan ekologi’. Maksudnya, harus dipahami bahwa proses pertanian intinya adalah proses tumbuh dan berkembang. Proses kegiatan hayati, yang tergantung pada lingkungan. Prinsip berikutnya, ‘lestarikan dan manfaatkan keanekaragaman hayati’. Sifat dasar lingkungan alami adalah keanekaragaman, keberagaman. Semua jenis jasad berhak hidup di lingkungan dan memenuhi hajatnya masing-masing.

Namun yang demikian itu mencederai sifat dasar alam. Justru kearifan lokal nenek moyang kita yang nampaknya lebih paham. Dan melahirkan misalnya, pertanian sistem surjan. Juga model kebun-pekarangan. Keanekaragaman jenis yang dijumpai di situ menjaga keberlanjutan sistem.

Sistem ini juga perlu diselenggarakan dengan menerapkan prinsip selanjutnya, ‘gunakan sesedikit mungkin sumberdaya alam tak terbarukan’. Sumber daya alam hasil tambang, atau mineral yang habis pakai, tidak boleh dipakai terlalu banyak. Dua prinsip berikut saling berhubungan, ‘minimalkan masukan bahan-bahan beracun’ dan ‘perhatikan dampak kesehatan’. Hama, penyakit dan gulma jangan buru-buru diguyur pestisida. Apa yang disebut obat hama, sebetulnya adalah racun hama. Penggunaannya hanya jika amat perlu. Tanpa kehati-hatian, berbahaya bagi manusia.

Prinsip-prinsip berikutnya, adalah prinsip umum pengelolaan ekosistem atau lingkungan. ‘Konservasikan sumberdaya alam’, ‘maksimalkan manfaat jangka panjang’ dan ‘kelola seluruh sistem secara menyeluruh’. Ketiganya merupakan prinsip yang harus diterapkan, agar suatu proses berkelanjutan.

Semena-mena

Konservasi sumberdaya alam artinya bersikap hemat, mengingat masa depan. Sumberdaya alam adalah juga milik generasi mendatang. Tidak sepantasnya kita memakainya secara semena-mena. Harus dijaga agar anak cucu memperoleh sedikitnya sumberdaya yang sama dengan yang kita dapatkan.

Manfaat jangka panjang bisa dicapai jika kita berpikir secara komplit, lengkap, menyeluruh. Ada perencanaan, penerapan dan evaluasi. Tidak sekadar mengalir, tetapi mengalir dengan memanfaatkan pengalaman. Itu sebabnya, seluruh sistem harus dikelola secara menyeluruh, komprehensif, dan integratif. Dengan demikian barulah akan ada jaminan, bahwa kegiatan menyediakan pangan (yang belum ada gantinya) yakni pertanian, masih akan lestari. Akan tetap berkelanjutan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X