Bagaimanapun, semua kita mafhum, siapapun pemimpin politik yang terpilih kemudian, baik di level bupati, walikota, hingga gubernur, tugas utamanya adalah tunggal belaka. Yakni membuat dan menjalankan kebijakan-kebijakan publik yang mengayomi seluruh kepentingan masyarakat lintasfaksi politik dan SARA. Siapa pun yang memimpin kemudian, efek kinerjanya akan mengimbas kepada semua kita tanpa kecuali, baik yang memilihnya atau tidak. Bila kinerjanya positif, semua kita akan menuai kemajuannya. Bila kinerjanya negatif, semua kita akan merasakan getahnya.
Orientasi ideal pilkada inilah yang mesti selalu kita suburkan dan kedepankan dalam panggung demokrasi ini. Plato, melalui Filsafat Politik, menggambarkan bahwa tujuan ‘politik ideal’ tidak lain adalah tegaknya nilainilai kebijaksanaan tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan cara demikianlah, pesta demokrasi berupa pilkada itu akan memperlihatkan produktivitasnya bagi kita dalam bentuk kemajuan kesejahteraan segenap lapisan masyarakat.
(Edi AH Iyubenu Mag. Staf Lajnah Ta’lif wa Nasyr PW-NU DIY dan Mahasiswa Doktoral UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Senin 27 Februari 2017)