Etos Keteladanan
Adalah keliru pandangan Arif Jamali Muis yang terlampau menggunakan logika ‘angka’ untuk menilai profesionalitas guru. Data yang disuguhkan tentang hasil UKG Guru tahun 2015 justru semakin menunjukkan kecakapan akademis --pengetahuan kognifif -- guru yang berstatus profesional sangat memprihatinkan. Metode penyelesaian bukan dengan ‘proyek’namun mengubah mindset guru. Guru idealnya memiliki mindset sebagai cendekiawan dan bukannya hanya sebagai penyampai materi ajar. Jalan strategisnya adalah pembudayaan aktivitas literasi dan diskusi di kalangan guru.
Yang juga sangat diperlukan bagi siswa saat ini adalah etos keteladanan guru. Maka sangat memprihatinkan jika membaca berita media tentang perilaku guru saat ini. Banyak cerita guru melakukan kekerasan pada siswa, pelecehan seksual, gaya hidup mewah, dan juga guru yang terjerat kasus korupsi. Logikanya guru saat ini harus lebih unggul dalam kecerdasan ilmu dan lebih berbudi pekerti dibanding guru di masa lalu yang hidupnya susah.
(Drs Kusmanto. Guru Terbaik Akuntansi Jawa Tengah 1994, kini pensiun. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Senin 24 Oktober 2016)