Word Islamic Economic Forum (2016) memprediksi industri makanan halal dan gaya hidup muslim nilai asetnya mencapai 2,6 triliun dolar AS. Sementara jasa tour and travel muslim senilai 233 miliar dolar AS, industri mode dunia muslim nilainya sebesar 230 miliar dolar AS, dan industri kosmetik halal nilai transaksinya sekitar 54 milar dolar AS. Tidak hanya berhenti disitu, generasi M baik secara individu maupun organisasi juga terlibat aktif dalam memastikan bahwa sebuah produk dan jasa itu dijamin kehalalannya. Sehingga mereka juga terjun langsung sebagai pengelola (entrepreunership) bisnis produk/jasa halal tersebut.
Dari sisi permintaan produk/jasa halal, diperkirakan akan terus mengalami peningkatan secara signifikan seiring dengan pertumbuhan populasi muslim dunia. Pada 2010 penduduk muslim dunia telah mencapai 1,6 miliar jiwa, dan diperkirakan pada 2050 jumlahnya melonjak menjadi 2,8 miliar atau lebih dari seperempat total populasi penduduk dunia. Dan yang menarik, populasi muslim dunia saat ini di dominasi oleh penduduk dengan usia di bawah 15 tahun, dan dibawah 30 tahun.
Dengan demikian bisnis produk halal global menjadi peluang yang harus segera ditangkap/- digarap pengusaha muslim domestik, sebelum ‘dikuasai’ negara lain. Setidaknya ada 7 bidang industri halal yang menjanjikan ceruk bisnis di masa depan yakni: (i) halal food; (ii) tour and travel; (iii) hotel syariah; (iv) farmasi halal; (v) kosmetik halal; (vi) media Islam dan (vii) pakaian muslim/muslimah Tahun baru Hijriyah tahun ini semoga menjadi momentum kebangkitan umat Islam dan Bangsa Indonesia.
(Imron Rosyadi. Dosen FEB Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Mahasiswa Program Doktor Ekonomi Islam UIN Suka Yogyakarta. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Kamis 13 Oktober 2016)