Untuk meminimalisir banalitas politik digital para netizen harus berkomitmen bersama-sama mengedepankan kesantunan dalam setiap postingan informasi dimedia sosial. Sebab, kesantunan berkomentar maupun postingan informasi setidaknya telah mendorong upaya mengintroduksi akal sehat dalam langgam politik digital. Sehingga ke depan ranah politik digital dapat menjadi sebuah wahana demokrasi yang terukur, terbuka, bermanfaat, dan bermartabat bagi pembelajaran politik kewargaan. Komitmen bersama ini pula sekaligus dapat menjadi ‘kode etik’ para netizen dalam upaya meredam sentimen primordial di media sosial yang tidak rasional dan manusiawi.
Jikalau para netizen dapat terus berkomitmen mengedepankan kode etik dan mengunggah postingan informasi yang lebih kreatif, bisa jadi kontestasi Pilkada 2017 dapat menjadi salah satu momentum memberdayakan dan mewujudkan pendidikan politik yang lebih bermakna bagi publik.
(Bambang Arianto. Peneliti Bulaksumur Empat, Mahasiswa S2 Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM Yogyakarta. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Rabu 5 Oktober 2016)