Kelompok Masyarakat Mitra Polhut (MMP), Masyarakat Peduli Api (MPA) maupun kelompok tani, kelompok pemanfaatan air, kelompok sadar wisata alam merupakan contoh dari sinergitas Pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kawasan konservasi. Contoh lain adalah peran aktif masyarakat Desa Girikerto Turi, Sleman dalam melestarikan burung sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).
Dipelopori pemuda warga Desa Girikerto, sejak 2013 aktif melepasliarkan burung endemik Merapi seperti Kutilang (Pycnonotus aurigaster), Sepah Kecil (Pericrocotus cinnamomeus), Bentet Kelabu (Lanius schach), dan Kacamata (Zosterops palpebrosus). Tujuan melepasliarkan kembali ke alam adalah untuk memberi contoh model menjaga ekosistem alam di Merapi.
Bagi warga Girikerto, burung-burung liar adalah teman dalam berinteraksi dengan hutan Merapi. Seperti saat mencari rumput, selain sebagai penanda atau peringatan menjelang erupsi Merapi. Kearifan lokal ini berkembang dan dipandang sangat bernilai dan mempunyai manfaat tersendiri dalam kehidupan masyarakat.
Sistem tersebut dikembangkan karena adanya kebutuhan untuk menghayati, mempertahankan, dan melangsungkan hidup sesuai dengan situasi,kondisi, kemampuan, dan tata nilai yang dihayati di dalam masyarakat yang bersangkutan. Dengan kata lain, kearifan lokal tersebut kemudian menjadi bagian dari cara hidup mereka yang arif untuk memecahkan segala permasalahan hidup yang mereka hadapi. Berkat kearifan lokal mereka dapat melangsungkan kehidupannya. Bahkan dapat berkembang secara berkelanjutan. Sesuai tema HKAN 2016 kali ini, ‘Konservasi untuk Masyarakat’.
(Arif Sulfiantono SHut MSc MSi. Fungsional PEH TNGM dan Kepala Resort Kemalang)