Akuntabilitas Indonesia Emas

Photo Author
- Minggu, 26 Mei 2024 | 13:49 WIB
Muslikun, S.E., M.Si., M.Ag., Ak. CA.
Muslikun, S.E., M.Si., M.Ag., Ak. CA.

KRjogja.com - BANGKIT untuk Indonesia Emas. Adalah tema terpilih tahun ini yang diusung oleh pemerintah untuk membawa nilai-nilai semangat dan kekuatan untuk bangkit menuju Indonesia emas. Memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke 116 Tahun 2024 untuk menyambut estafet kepemimpinan generasi baru Indonesia. Sejalan dengan visi menuju Indonesia Emas 2045: Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan. Satu upaya mulia bagaimana mewujudkan Negara Nusantara, negara kepulauan yang memiliki ketangguhan politik, ekonomi, keamanan nasional, dan budaya/peradaban bahari sebagai poros maritime dunia.

Mewujudkan negara Indonesia yang berdaulat, dalam ketahanan, kesatuan, mandiri, aman. Mewujudkan negara Indonesia yang maju, dengan karakter berdaya, modern, Tangguh, inovatif, dan adil. Mewukjudkan negara Indonesia yang berkelanjutan, dalam pembangunan yang lestari dan seimbang antara pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Baca Juga: Perhotelan DIY Mulai Terdampak Pelarangan Study Tour

Dengan 8 misi (agenda) pembangunan 2045, kerangka pikir transformasi untuk menuju Indonesia Emas adalah dengan melakukan transformasi Indonesia meliputi transportasi sosial, transformasi ekonomi, dan transpormasi tata kelola. Yang berlandaskan kepada transformasi supremasi hukum, stabilitas, dan kepemimpinan Indonesia, serta transformasi ketahanan sosial budaya dan ekologi. Dengan kerangka implementasi transformmasi adalah pembangunan kewilayahan yang merata dan berkeadilan, sarana dan prasarana yang berkualitas dan ramah lingkungan, serta kesinambungan pembangunan.

Menilik laporan dari Word Economic Forum Global Risk tahun 2022 dan Oxford Economic memunculkan adanya isu dan tantangan pembangunan ke depan. Isu jangka menengah meliputi aging population negara maju berupa usia produktif negara maju menurun dan potensi Indonesia untuk mendorong penyediaan pariwisata kesehatan untuk lansia. Juga isu dampak hilirisasi mulai terlihat positif bagi perekonomian Indonesia, di mana hilirisasi ini perlu dilanjutkan untuk nilai tambah yang lebih besar.

Isu berikutnya adalah sinkronisasi kebijakan makro dan sektoral yang perlu diwujudkan lewat dorongan sinkronisasi kebijakan dengan acuh memperhatikan kepentingan nasional. Dan juga isu penerapan standar suistanability yang tinggi di level global di mana suka tidak suka produk-produk Indonesia harus berorientasi ramah lingkungan agar tetap tegak bersaing di pasar global.

Yang tidak bisa dihindarkan adalah tantangan transisi energi, yang namun tetap ada peluang untuk pemerataan. Negeri ini perlu national grid yang mampu mendistribusikan pasokan listrik ke luar pulau, juga termasuk perlunya pembangunan PLT EBT di luar Pulau Jawa. Yang kesemuaannya untuk mendorong pemerataan atas nama keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Baca Juga: Lestarikan Kuliner Bantul, Penyajian 5.344 Pincuk Mie Lethek Masuk MURI

Di samping itu juga adalah munculnya risiko global jangka menengah. Mulai dari risiko kegagalan climate action, cuaca ekstrem seiring perubahan iklim, deglobalisasi, krisis lapangan pekerjaan, krisis utang, konfrontasi geoekonomi, risiko kegagalan cybersecurity, biodiversity loss, dan asset bubble burst. Semua isu dan tantangan pembangunan tersebut haruslah dituntaskan untuk mempersiapkan jalan rata menuju Indonesia Emas.

Untuk keberhasilan dari visi, misi, sasaran strategis, program (sasaran dan indikator), kegiatan (sasaran dan indikator), KRo dan RO hingga arah kebijakan yang berupa kerangka kelembagaan, regulasi, dan pendanaanya haruslah ada keterkaitan antara renstra dengan renjanya. Muatan yang terdapat dalam dari dokumen Renstra K/L juga menjadi arah kebijakan K/L yang perlu dituangkan dalam Renja K/L. Dalam konteks perencanaan dan sistem perencanaan di Indonesia yang menjadi domain pokok Bappenas, setiap paparan evaluasi dari pelaksanaan RPJP Nasional harus menjadi referensi dokumen perencanaan lainnya.

Mendiskusikan tema besar Bangkit untuk Indonesia Emas, tidaklah cukup hanya dipikirkan dan direncanakan saja. Namun tetaplah semua hal di atas wajib dikerjakan dan diselesaikan. Apalagi jika memperhatikan sedemikian banyak berkembangnya isu, tantangan, dan juga risiko global jangka menengahnya. Adalah panggilan zaman bila perlu diangkat dan diingatkan akan adanya ketidakpastian yang mengacu pada situasi di mana distribusi probabilitas tidak diketahui, sehingga tidak memungkinkan untuk menghitung nilai hasil yang diharapkan.

Baca Juga: Journey Series#5, Sajikan Hidangan Kolaborasi Chef Jojo dan Chef Ragil di Artotel Suites Bianti Yogyakarta

Semua pihak, seluruh anak bangsa seyogyanya turut bertanggung jawab akan terwujudnya kebangkitan Indonesia Raya di tahun 2045. Akuntabilitas Indonesia Emas adalah tanggung jawab seluruh rakyat Nusantara yang telah bangun jiwanya dan bangun badannya. Selamat Hari Kebangkitan Nasional. (Muslikun, S.E., M.Si., M.Ag., Ak. CA., Perencana Ahli Muda Kankemenag Kab Wonosobo dan Mahasiswa PDIA STIE YKPN Yogyakarta)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X