Pengaruh Pola Komunikasi Organisasi dan Motivasi Kinerja terhadap Pelayanan Publik di Instansi Pemerintah

Photo Author
- Jumat, 6 Desember 2024 | 14:40 WIB
Arief Mujiono, S.Sos
Arief Mujiono, S.Sos

***

Ki Hajar Dewantara, sebagai tokoh pendidikan nasional Indonesia, telah memberikan panduan kepemimpinan yang relevan untuk mengatasi tantangan ini.

Prinsip-prinsipnya, yaitu "Ing Ngarso Sung Tuladha" (pemimpin memberi teladan), "Ing Madya Mangun Karsa" (pemimpin membangun semangat di tengah-tengah), dan "Tut Wuri Handayani" (pemimpin mendukung dari belakang).

Prinsip-prinsip ini menjadi dasar yang kuat untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif.

Prinsip-prinsip ini tidak hanya relevan dalam dunia pendidikan tetapi juga dalam konteks manajemen organisasi, khususnya yang berfokus pada pelayanan publik.

Oleh karena itu, penerapan nilai-nilai Ki Hajar Dewantara dapat menjadi landasan strategis untuk memperbaiki pola komunikasi organisasi dan meningkatkan motivasi kerja pegawai di instansi pemerintah.

Dengan komunikasi yang lebih efektif dan pegawai yang lebih termotivasi, kualitas pelayanan publik dapat ditingkatkan secara signifikan.

Hal ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan masyarakat secara lebih baik tetapi juga memperkuat citra pemerintah sebagai institusi yang profesional dan berorientasi pada pelayanan.

Sebagai kesimpulan pola komunikasi organisasi yang efektif dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik. Motivasi kinerja, baik intrinsik maupun ekstrinsik, berperan penting dalam mendukung pelayanan yang responsif dan memuaskan. Dan penerapan nilai-nilai Ki Hajar Dewantara memberikan kerangka kerja yang efektif untuk meningkatkan komunikasi dan motivasi kerja.

Namun perlu tindakan yang dilakukan yakni penguatan pelatihan, Instansi perlu mengadakan pelatihan komunikasi organisasi secara berkala. Penerapan Keteladanan yakni pemimpin harus menjadi contoh nyata dalam melayani masyarakat dan peningkatan motivasi pegawai yakni memberikan penghargaan kepada pegawai berprestasi dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pengembangan diri.

Sementara pada penguatan sistem evaluasi yakni membuat sistem evaluasi berkala untuk memantau pola komunikasi dan motivasi kerja. (*)

Penulis : Arief Mujiono, S.Sos

Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen

UST (Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa) Yogyakarta

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Primaswolo Sudjono

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X