YAMAN DAN HARGA DIRI : Kepemimpinan Spiritual dan Prospek Masa Depan

Photo Author
- Rabu, 26 Maret 2025 | 10:15 WIB
 Hasyim Arsal Al Habsi   (istimewa)
Hasyim Arsal Al Habsi (istimewa)

 

YAMAN DAN HARGA DIRI : Kepemimpinan Spiritual dan Prospek Masa Depan
Oleh Hasyim Arsal Alhabsi

Di balik kekuatan militer dan jaringan strategi yang mengejutkan dunia, berdirilah satu tokoh yang menjadi wajah, suara, dan ruh dari perlawanan Yaman: Sayyid Abdul Malik al-Houthi. Sosok yang tidak mencolok secara fisik, tidak pernah muncul di panggung-panggung global, tetapi pidatonya menjadi semacam kompas moral dan ideologis bagi jutaan rakyat Yaman.

Di Bagian 3 ini, kita akan melihat bagaimana figur pemimpin ini membentuk identitas perlawanan modern, serta bagaimana struktur sosial-politik Yaman membangun jalan masa depan yang lebih bermartabat—tanpa harus meniru peta kekuasaan dunia yang timpang.

1. Sayyid Abdul Malik al-Houthi: Pemimpin Tanpa Seragam

Lahir dari keluarga sayyid yang bersambung nasab kepada Rasulullah SAW, Abdul Malik al-Houthi bukan jenderal perang dalam arti konvensional. Ia tidak berseragam, tidak membanggakan pangkat, dan tidak menampilkan kekayaan. Tapi dari mulutnya keluar kalimat-kalimat yang menggetarkan:
• “Kami tidak akan menyerah, bahkan jika kami harus makan daun pohon.”
• “Jika kehormatan kami diinjak, maka darah kami adalah jawabannya.”
• “Kami akan bersama Palestina, bukan hanya dengan kata, tapi dengan senjata.”

Baca Juga: Muhammadiyah Organisasi Keagamaan Terkaya Nomor 4 Dunia, Haedar Nashir Ungkap Hal Ini

Yang membuat al-Houthi istimewa bukan hanya karena garis keturunannya, tetapi karena ia menyampaikan pesan dengan ketulusan, kecerdasan spiritual, dan konsistensi yang menginspirasi. Ia bukan pencari kuasa. Ia adalah pemikul amanah sejarah yang berat—dan ia memanggulnya dengan kepala tegak.

 2. Kepemimpinan Kolektif dan Struktur Sosial Ansarullah

Berbeda dengan gerakan-gerakan lain yang elitis dan sentralistik, Ansarullah memiliki struktur yang berbasis komunitas. Di dalamnya terdapat:
• Ulama dan tokoh adat yang menjadi penjaga moral komunitas.
• Komandan lapangan yang bekerja bersama rakyat, bukan di atas mereka.
• Sistem konsultasi yang meniru syura, namun tetap disiplin terhadap prinsip sentral: keadilan.

Kepemimpinan al-Houthi tidak didasarkan pada pemaksaan, tapi kepercayaan rakyat yang melihat bahwa ia hidup sederhana, tidak berjarak, dan konsisten. Ia menjadi simbol hidup dari harga diri yang dibela bukan demi kursi, tapi demi masa depan yang merdeka.

 3. Bukan Negara, Tapi Berfungsi Seperti Negara

Meski tidak diakui secara internasional, pemerintahan Ansarullah di Sana’a menjalankan:
• Sistem distribusi pangan dan bantuan secara merata.
• Program pendidikan yang berorientasi pada harga diri, bukan hanya keterampilan kerja.
• Sistem hukum dan penyelesaian sengketa berbasis nilai Islam dan budaya lokal.

Rakyat di bawah pemerintahan ini bukan tanpa kritik, tapi rasa memiliki mereka sangat tinggi karena pemerintahan tidak datang dari luar, dan pemimpinnya tidak bersembunyi ketika bom jatuh.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X