Mandiri belajar adalah sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 tapi mereka mempelajari prinsip-prinsip dari kurikulum merdeka untuk nanti bisa diterapkan.
2. Mandiri Berubah
Tipe ini memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk menerapkan kurikulum merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan.
3. Mandiri Berbagi
Sekolah bisa mengembangkan sendiri perangkat ajar dalam proses penerapan kurikulum merdeka. Tipe ini juga memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam menerapkan kurikulum merdeka dengan mengembangkan sendiri perangkat ajar pada tiap satuan pendidikan.
Mengutip Detik.com, data lengkap penerapan kurikulum SD di kota Yogya adalah:
1. Sekolah Penggerak: 8 sekolah (semuanya SD Swasta)
2. Tipe Mandiri Belajar: 65 sekolah (SD Negeri 50 & SD Swasta 15)
3. Mandiri Berubah: 70 sekolah (SD Negeri 33 & SD Swasta 37)
4. Mandiri Berbagi: 6 sekolah (SD Negeri 3 & SD Swasta 3)
5. Kurikulum 2013: 20 sekolah (SD Negeri 6, SD Swasta 10, & MI 4)
Bukanlah beban yang ringan bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi untuk menyetarakan pemahamannya pada seluruh tenaga pengajar di daerah daerah agar memiliki keselarasan pemahaman dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka di daerah, agar tidak melencengkan dari seperti yang diharapakan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan riset dan teknologi RI.
Pengalaman pendidikan jarak jauh selama 2 tahun pandemi membuat kita belajar belajar banyak. Sekolah online bagi beberapa lapisan masyarakat menjadi sangat mungkin diterapkan, membuka peluang baru untuk bimbingan belajar online, peluang pasar lebih besar untuk sekolah yang menawarkan pengajaran homeschooling, dan aplikasi aplikasi yang memberikan kelas atau seminar seminar virtual.
Metode online yang dulu rasanya jauh dan sulit diwujudkan akhir akhir ini terasa sangat dekat di kehidupan kita.
Namun sayangnya tidak semua lapisan masyarakat dapat merasakan ini, saat pembelajaran jarak jauh, sekolah yang tidak dapat mengikuti sistem ini baik karena tenaga pengajar yang tidak terbekali dengan baik maupun karena murid yang tidak cukup terfasilitasi, akhirnya kalah dengan mengikhlaskan masa pandemi dengan hanya sebatas memberikan tugas sekolah tanpa mengenal masa zoom meeting atau google meet.