Masa pandemi membuat kita mengerti, dalam bidang apapun, bisnis maupun pendidikan, mereka yang kuatlah yang bertahan, mereka yang berusahalah yang pada akhirnya bisa beradaptasi dengan perubahan dan kebiasaan baru.
Kesenjangan kemampuan tenaga pengajar dan siswa inilah yang membuat saya mempertanyakan, sudah cukupkah bekal tenaga pengajar dan sekolah untuk mengimplentasikan kurikulum merdeka dengan sepatutnya.
Seminggu masa MPLS berjalan, seorang teman saya yang menyekolahkan anaknya di SD Swasta berbasis agama di Bantul Yogyakarta, menceritakan kisah anaknya yang naik ke kelas empat SD, Dia mengeluhkan buku yang berganti, akibat kurikulum yang berubah menjadi Merdeka Belajar.
Lalu saya semakin ingin tahu, apa yang terjadi dengan sekolah sekolah lain. Bagaimana kebebasan belajar mengajar ini diaplikasikan secara berbeda-beda di masing masing sekolah. (*)
Maria Kumalasanti, S.E, M.BA
Dosen STIE SBI Yogyakarta,
Designer, MC dan ibu 3 orang anak.