Realisme Pertumbuhan 5,12 Persen

Photo Author
- Rabu, 13 Agustus 2025 | 15:30 WIB
Prof. Dr. Syafruddin Karimi.
Prof. Dr. Syafruddin Karimi.

Baca Juga: Dua Hari, Dua Warga Bantul Ditemukan Warga dalam Keadaan Meninggal Dunia

Realisme dalam Struktur Pertumbuhan

Pertumbuhan 5,12 persen pada triwulan II bukanlah angka yang dilebih-lebihkan. Data BPS menunjukkan struktur pertumbuhan yang realistis dan semakin sehat. Peningkatan ekspor yang dibarengi dengan pertumbuhan sektor industri pengolahan dan konsumsi domestik menandakan bahwa pertumbuhan ini bukan sekadar dorongan musiman, melainkan hasil dari perbaikan struktural yang sedang berlangsung.

Peran ekspor menunjukkan bahwa Indonesia tidak lagi terlalu bergantung pada permintaan dalam negeri. Keberhasilan memperluas pasar ekspor dan memperkuat sektor manufaktur menunjukkan arah baru dalam kebijakan ekonomi yang lebih berorientasi keluar (outward-looking). Di sisi lain, daya beli domestik tetap terjaga, menciptakan keseimbangan antara permintaan global dan penyerapan lokal.

Baca Juga: Korban MBG di Sragen 251 Orang, 5 Dirawat

Membangun Keberlanjutan Pertumbuhan

Pertumbuhan yang terjadi pada triwulan II memberikan pesan penting: Indonesia memiliki potensi untuk mempertahankan bahkan mempercepat laju pertumbuhan jika mampu menjaga kestabilan kebijakan ekonomi. Ke depan, pemerintah harus memperkuat infrastruktur logistik, meningkatkan efisiensi pelabuhan, dan mempermudah rantai pasok produksi. Di sisi fiskal dan moneter, stabilitas kebijakan menjadi kunci agar dunia usaha terus percaya dan berinvestasi.

Interkoneksi antarwilayah juga perlu ditingkatkan agar pertumbuhan tidak hanya terpusat di Pulau Jawa yang berkontribusi 56,94 persen terhadap PDB, tetapi juga menyebar ke wilayah lain yang memiliki potensi ekspor berbasis sumber daya lokal.

Baca Juga: KPK Cekal Gus Yaqut ke Luar Negeri

Kesimpulan

Pertumbuhan ekonomi 5,12 persen pada triwulan II tahun 2025 merefleksikan realisme pembangunan ekonomi Indonesia yang semakin tangguh. Mekanisme export-led growth berjalan beriringan dengan kekuatan penyerapan domestik, menciptakan kombinasi yang ideal untuk pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Tantangan ke depan adalah menjaga momentum ini melalui konsistensi kebijakan, dukungan infrastruktur, serta peningkatan produktivitas sektor manufaktur dan pertanian. Dengan arah kebijakan yang tepat, pertumbuhan ini bukan hanya realistis, tetapi juga dapat menjadi landasan bagi Indonesia menuju perekonomian yang lebih maju dan tangguh. (Prof. Dr. Syafruddin Karimi, Departemen Ekonomi Universitas Andalas)

 

 

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X